Belajar dari Nabi Ibrahim

Meskipun kesehariannya selalu berada di antara orang-orang yang melakukan kemusyrikan dan penyembah berhala, tetapi ia berada dalam perlindungan Allah. Sedari kecil tak pernah ia melakukan perbuatan demikian.

Lahir di sebuah wilayah yang rajanya bernama Namrud. Azar, sang ayah, bekerja sebagai pembuat patung bagi raja. Pada hari kelahirannya, raja itu bermimpi, yang mana ditakwilkan oleh salah satu penasihatnya bahwa mungkin malam ini akan ada bayi laki- laki lahir di Babilonia yang akan menghancurkan kerajaannya.

Keluarlah perintah untuk membunuh setiap anak laki-laki yang lahir pada hari itu. Azar mengetahui rencana tersebut dan segera menyelamatkan anaknya ke dalam hutan. Tumbuh besarlah Nabi Ibrahim di dalam hutan dalam perlindungan Allah.

Setelah berumur 40 tahun, hikmah datang kepadanya. la kemudian mencari siapa Rabbnya. "Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah tuhanku." Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam." Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, "Inilah tuhanku." Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah tuhanku, ini lebih besar." Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik." (QS. Al-An'am: 76-79)

Nabi Ibrahim as., menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh kaum itu, untuk membuat mereka menyadari bahwa itu hanya patung-patung yang dibuat oleh tangan mereka sendiri, yang bahkan untuk menolong diri saat dihancurkan oleh Nabi Ibrahim, mereka tak sanggup. Yah, seharusnya karena kejadian ini kaum itu sadar akan kejahilannya. Dari sirah tersebut, kita ambil hikmah, bagaimana seorang Nabi menyadarkan kaumnya dari penyembahan terhadap berhala.

Hingga akhirnya, Namrud marah dan menghukum Ibrahim dengan cara membakarnya di dalam bangunan yang tinggi, berhari-hari. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." Dan mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi. (QS. Al-Anbiya: 69-70). Nabi Ibrahim yakin dengan kebesaran Allah dan tidak takut sedikit pun. Api besar yang membara tadi menjadi dingin atas izin Allah dan tampaklah bagi mereka Nabi Ibrahim keluar dari api tersebut, dan tidak terjadi apa-apa. Kita semua mengetahui bukan, bagaimana akhir raja yang sombong hingga mengaku sebagai Tuhan itu, padahal sebelumnya yang telah diperingati Allah melalui nabi-Nya, Ibrahim. Tetapi tak kunjung bertobat, ia tetap dengan kesombongannya. Hingga Allah datangkan lalat sebagai penyebab kematiannya.

Simaklah kawan, harta yang melimpah ruah, kerajaan yang sedemikian gemilang, hanyalah titipan. Jangan teperdaya, hingga membuat sombong. Na'udzubillah.

Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Posting Komentar untuk "Belajar dari Nabi Ibrahim"