Falling in Love
AIhamdulillah, Pak Amir baru saja Allah perkenankan untuk salat Zuhur berjemaah bersama Fatimah, putrinya yang menginjak usia sepuluh tahun. Bukan hal mudah baginya untuk melakukan salat di tengah pergaulan dengan teman-temannya yang memiliki keyakinan berbeda. Tinggal di negara sebesar Amerika, lengkap dengan kebebasannya, memang tidak menjadikan kesulitan untuk menjalankan ibadah salat. Tapi memiliki pilihan yang berbeda dengan sebagian besar yang lain adalah tantangan tersendiri.
Pak Amir sudah memperkirakan bahwa akan ada saatnya Fatimah bertanya tentang salat. Dan benar saja, setelah selesai salat Zuhur itu, tiba-tiba ia bertanya, "Ayah, mengapa kita salat?"
Tentu akan mudah untuk menjawabnya bahwa itu kewajiban dari Allah. Namun inilah kesempatan untuk berbagi pengalaman yang dirasakan oleh Pak Amir sendiri setelah melakukan salat. Sambil menghimpun jawaban dari pikiran dan apa yang ia rasakan. Pak Amir pun menjawabnya.
"Kita salat, anakku, karena Allah menghendaki untuk melaksanakannya!"
Dan seperti perkiraan sebelumnya, Fatimah tidak puas dengan jawaban itu.
"Tapi mengapa? Dan apa manfaatnya salat, ayah?" Ia kembali mempertegas pertanyaannya.
"Anakku sayang, tidak mudah untuk menjelaskan kepada anak seusiamu. Nanti akan ada saat kamu paham dan merasakan sendiri jika engkau mengerjakannya lima kali sehari. Tetapi ayah akan menjawabnya sebaik mungkin pertanyaanmu."
Pak Amir pun mencoba menjawabnya dengan lembut.
"Anakku sayang, engkau tentu tahu bahwa Allah adalah sumber segala cinta, keindahan, kebaikan, rahmat, serta kebijaksanaan yang kita alami serta rasakan. Seperti matahari sebagai sumber cahaya, bahkan melebihi itu. Karena Allah adalah sumber dari segala sesuatu. Sehingga cinta yang terasa akan diberikan kepadamu, saudaramu, serta ibumu. Cinta itu bersumber dari Allah yang dilimpahkan kepada ayah. Allah yang Maha Kasih dan Maha Sayang menganugerahkan segala sesuatu kepada kita dalam hidup ini. Tetapi saat salat kita akan merasakan secara kuat dan khusus cinta, kebaikan, dan rahmat dari Allah. Seperti engkau tahu bahwa ayah dan ibu menyayangimu karena telah merawatmu. Namun saat kami mencium serta memelukmu, engkau dapat merasakan bahwa kami sangat mencintaimu. Begitu juga kita tahu bahwa Allah mencintai dan memperlakukan kita dengan sebaik-baiknya. Namun, saat salat, kita dapat merasakan cinta-Nya secara nyata dan teramat istimewa."
"Apakah salat dapat menjadikan ayah sebagai ayah yang lebih baik?" ia kembali bertanya.
"Ayah berharap begitu, sebab saat salat kamu akan tersentuh oleh cinta dan kebaikan-Nya. Tentu ayah tidak mengatakan bahwa ayah telah menjadi orang tua yang sempurna. Namun, ayah tidak akan menjadi ayah yang baik tanpa melakukan salat. Apakah penjelasan ayah cukup dipahami?"
"Saya paham maksud ayah," jawab Fatimah.
Kemudian Fatimah memeluk Pak Amir sambil berkata, "Aku mencintaimu ayah!"
"Ayah juga mencintaimu sayang."
Ayah Fatimah di atas mengungkapkan manfaat salat dengan bahasa yang sederhana namun mendalam. Mengungkap bahwa manfaat salat terkait dengan sentuhan cinta Allah, serta perannya untuk menjadi ayah yang baik.
Salat adalah anugerah cinta dari Allah taala yang akan dirasakan jika dilakukan penuh komitmen dan kesungguhan. Perasaan dekat dengan Allah taala di waktu salat, hanya akan dinikmati oleh orang-orang yang menundukkan hatinya dengan penuh kepasrahan. Dalam perenungan saya yang lemah dan terbatas. Seorang muslim setidaknya lima kali dalam sehari, selalu terjaga perasaan kecintaannya kepada Allah taala. Dengan kata lain, falling in love, jatuh cinta selalu kepada yang Maha Cinta.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan aku mеmohon kepada-Mu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih kucintai daripada diriku, keluargaku, dan air yang dingin (di padang yang tandus)." (HR. Tirmidzi)
Sumber: Zuhri, Saepudin. (2022). Salat On Time, Karena Mati Any Time. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Posting Komentar untuk "Falling in Love"
Posting Komentar