Merenung dan Berpikir

Sebagai seorang hamba, ada baiknya sesekali lepaskan diri dari hiruk-pikuk dunia. Bertafakur, merenung, atau mengadakan rihlah. Mengadakan perjalanan menuju ke tempat-tempat bersejarah. Mengambil hikmah dari peradaban-peradaban yang terbentuk dari kisah-kisah bersejarah masa lalu. Bagaimana sebuah kesultanan Turki yang menjadi payung, menaungi umat Islam di seluruh dunia. Penaklukan Konstantinopel sebagai bukti kebenaran Nubuwwah Rasulullah. "Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik- baik pasukan adalah pasukan perang saat itu." (HR. Ahmad dan Bukhari) Menyusuri jalan, mengendarai kendaraan, dan melihat sekitar. Tampak di hadapan, beberapa insan sedang menjajakan dagangan, loper koran menawarkan jualan, seorang pria tua sedang mendorong gerobak sampahnya. Adakah hal yang kita saksikan tersebut kebetulan semata. Hati yang tidak peka dan kurang sensitivitas akan menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang biasa. Namun, hati yang mulai tergetar akan menangkap makna.

Menjadikanmu lebih bersyukur, mungkin saja selama ini diri sudah sering mengeluh. Padahal di luar sana masih banyak orang yang tidak seberuntung kamu. "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Kondisi yang sering dirimu keluhkan ternyata lebih baik dibanding orang-orang di luar sana. Belajar di dalam ruang kelas yang nyaman berkipas angin ataupun bekerja di dalam kantor yang teduh dan bahkan dengan fasilitas AC. Lepaskan penatmu dengan masalah kantor, tumpukan pekerjaan atau bahkan konflik dengan teman kerja.

Kembali ingat semua nikmat-Nya dan kau kan bersyukur. Alhamdulillah. Toh, semua masalah datang sebagai bentuk kasih sayang-Nya, agar di malam hari kau memohon padanya, memunajatkan doa-doa, sampaikan hajat, ceritakan masalahmu, curhat kepada-Nya, karena hanya Allah yang kuasa atas semua.

Kemudian, pada hari gajian, hari yang sangat dinanti para pekerja. Dikenal dengan sebutan awal bulan, ditandai dengan ramainya pasar dan penuhnya supermarket serta padatnya mal. Betapa bahagia hati, jerih payah sebulan penuh terbayarkan. Terbayangkan barang-barang yang akan dibeli demi membahagiakan diri sendiri dan keluarga di rumah.

Bertemu dengan penjual keripik, ia menawarkan dagangannya langsung kepadamu, padahal kau tidak ingin makan keripik. Pilihan apa yang kau buat terhadap situasi tersebut? Mereka yang sudah mendapatkan pemahaman dan hatinya selalu terhubung kepada Allah paham bahwa pertemuan itu adalah sebuah rezeki. Allah menginginkan dirinya untuk bersedekah dan membahagiakan si pedagang. Dibelinya dua keripik. Yang satu untuk dibawa pulang, yang satunya lagi diberikan untuk teman. Memang benar jika sudah mendapatkan pemahaman segala kejadian akan selalu bermakna dan seorang hamba akan terus berupaya, agar memperoleh pahala di balik setiap pertemuan.

Bertemu dengan teman kerja yang baik, saleh, dan pengertian adalah rezeki. Melalui dia, kan kau petik teladan, kan kau ambil contoh. Memiliki teman kerja yang kurang baik, suka bergosip, dan tidak pengertian juga rezeki. Melaluinya kau diajari untuk tidak berperilaku sedemikian, kau ambil hikmah, kau ambil pelajaran. Bahwa banyak warna dalam diri makhluk yang bernama manusia.

Setiap kekurangan insan pasti terselip kelebihan. Lihatlah kebaikan yang ada padanya. Dengan demikian, kau tidak merasa jumawa, kau tidak merasa lebih baik dari dirinya. Ada sebuah nasihat yang sangat indah, saat kau melihat seseorang yang lebih tua darimu, yakinilah ia lebih baik karena ia lebih dahulu hidup daripada dirimu, sehingga lebih banyak amal ibadah yang telah dikerjakannya. Ketika melihat seseorang yang lebih muda daripada dirimu, yakinilah ia lebih baik dari dirimu tersebab ia lebih muda sehingga tidak banyak dosa yang dikerjakannya. Dan kan kau dapati hatimu selalu rendah hati, tidak merasa lebih baik dari orang lain.

Diberi oleh atasan begitu banyak pekerjaan dengan deadline-deadline yang mepet itu juga merupakan rezeki. Bukankah saat sibuk, waktumu lebih terasa bermanfaat, terhindar dari menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Mungkin banyak orang di luar sana ingin memiliki kesibukan sepertimu. Mereka yang tidak memiliki dan masih mencari pekerjaan, hanya dapat berdiam diri di rumah.

Disiplin diri juga akan terbentuk karena mendapatkan pekerjaan dengan deadline tertentu. Dulunya kau yang suka bekerja sekehendak hatimu, menjadi lebih disiplin dalam mengatur penggunaan waktu. Bukankah kau akan beristirahat dari urusan dunia dengan salatmu. Salat sesungguhnya bukan beban tetapi ia adalah istirahat bagimu, terlepas dari jeratan dunia dan kembali berbicara pada-Nya. Pekerjaan hanyalah aktivitas sampingan yang dikerjakan sambil menunggu waktu salat.

Lingkungan kerja yang tidak kondusif disebabkan iri hati, persaingan sesama karyawan kantor, ingin dipuji oleh atasan, dan membicarakan teman di belakang. Lingkungan kerja yang kurang baik jika dilihat dari kacamata dakwah adalah ladang pahala bagimu. Mereka adalah saudaramu, sesama muslim.

Dakwahilah mereka dengan santun. Melalui tindakan, tutur kata, dan sikap. Jika Allah menghendaki, mereka akan berubah. Bukankah yang membolak-balikkan hati adalah Allah. Porsi kita hanya berdakwah, yang membuat seseorang berubah adalah Allah. Berprasangka baik adalah sepatuh-patuhnya taat, sebaik-baik akhlak, seindah-indah hati.

Ada seseorang manusia terbaik sepanjang zaman yang ucapan dan tindakan beliau menjadi teladan umat manusia. Ia rahmatan lil'alamiin. "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya: 107)

Beliau terlahir dari seorang ayah yang bernama Abdullah dan ibu Aminah. Kakek beliau seorang pembesar dan sekaligus raja. Beliau juga terlahir di mana kemusyrikan merajalela, penyembahan patung lumrah di mana-mana. Dengan perlindungan Allah, ia yang sedari kecil tidak pernah menyembah patung serta sangat membenci perbuatan tersebut. Sangat susah dirasanya kesedihanmu, begitu pedulinya pada dirimu. Sampai-sampai nanti di hari akhir, beliau selalu bertanya ya Rabb di mana umatku, di mana umatku.

Di hari perhitungan, di mana anak tidak ingat dengan orangtuanya, orangtua yang tidak memikirkan anaknya, kekasih yang lari dari kekasihnya, tetapi ada satu sosok manusia yang sangat mengkhawatirkan kita.

Tahukah kau bagaimana awal dakwah beliau di Mekah. Beliau dihinakan, dizalimi bahkan disebut sebagai orang gila. Tiada dendam dalam hatinya, yang ada hanya keinginan tulus, agar mereka dapat menyadari kebenaran Islam. Beliau terus berdakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan sesuai perintah Rabbnya, karena ia yakin kebenaran akan dimenangkan Allah dan kebatilan akan lenyap. Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al-Isra': 81)

Pada tahun 2021, masa sekarang bukankah kita sama-sama melihat bagaimana Islam menyebar dan berkembang. Umat Islam adalah umat terbesar. Tetapi tugas dakwah ini belum berhenti, kita bertugas meneruskan dakwah ini hingga akhirnya dipanggil Allah untuk beristirahat. Saat waktunya tiba, ketika tubuh tak lagi berdaya, hingga roh telah pergi meninggalkan raga, dan akhirnya disalatkan.

Nikmat yang terbesar bagi seorang hamba ialah salat fardu tepat waktu, dapat bangun untuk melaksanakan salat tahajud, membaca firman-Nya setiap waktu, berpuasa sunah, dan dimudahkan-Nya untuk bersedekah.

Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Posting Komentar untuk "Merenung dan Berpikir"