Agar Salat Terasa Nikmat

Ketika salat telah menjadi kebutuhan, pasti segala upaya kita lakukan agar salat bisa kita laksanakan. Sebagaimana saat kita lapar, maka apa pun dilakukan agar makanan tersaji. Walaupun antre, tetap saja ditunggu, demi makanan yang sudah dinanti.

Begitu juga saat olahraga menjadi kebutuhan. Sesibuk apa pun, tetap harus ada waktu untuk menggerakkan badan. Semua dilakukan demi kesehatan.

Apa pun jika dianggap sebagai kebutuhan, akan dilakukan tanpa beban, dikerjakan dengan penuh ketekunan, disertai kegembiraan.

Manusia bukan hanya makhluk jasmani yang hanya memerlukan kebutuhan fisik seperti makanan yang bergizi dan olahraga agar bugar. Lebih dari itu, manusia sangat butuh asupan bergizi bagi rohaninya. Dan menurut Ustaz Quraish Shihab, salat adalah santapan rohani yang amat bergizi.

Jika manusia dapat sakit secara jasmani, begitu juga dengan rohaninya. Salah satu sebabnya karena kurangnya santapan rohani yang "bergizi" seperti salat. Jika kekurangan gizi secara zahir bisa menyebabkan munculnya penyakit dan gangguan di tubuh, maka kekurangan gizi rohani, tentu menimbulkan penyakit pada rohaninya. Salah satu penyakit rohani yang mudah melanda manusia modern adalah ketegangan dan kecemasan yang berlebihan. Penyakit yang jika tidak teratasi sering kali berakhir dengan depresi. Bahkan berujung pada hidupnya yang ingin diakhiri.

Seorang ulama sufi, Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili, pernah didatangi sekelompok ulama. Kemudian Syekh Al-Syadzili bertanya kepada mereka, "Apakah kalian menunaikan salat?"

Mereka menjawab, "Ya Syekh, mungkinkah kami tidak salat?!"

Kemudian syekh menegaskan, mengutip firman Allah:

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang- orang yang mengerjakan salat, yang tetap mengerjakan salatnya." (QS. Al-Ma'rij: 19-22)

Syekh melanjutkan, "Apakah kalian seperti itu? Apabila mendapat musibah tidak gelisah dan mendapat kebaikan tidak kikir?"

Sekelompok ulama itu kemudian terdiam. Syekh kemudian melanjutkan, "Kalau begitu, kalian belum salat."

Kisah yang diungkapkan oleh Syekh Ibnu At-Thaillah dalam karyanya Tajul Arus tersebut menegaskan bahwa salat yang berkualitas, dapat menjadi gizi hati agar tidak resah, gelisah, serta kikir. Sebab hati orang yang salat selalu terhubung kepada Allah, memohon pertolongan-Nya, memuji-Nya, baik lapang maupun sempit.

Manusia ada saatnya merasakan kecemasan dan kerisauan, dan semua hanya dapat ditenangkan dengan mengingat Allah. Dan salat didirikan untuk mengingat-Nya.

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku." (QS. Thaha: 14)

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)

Manusia memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan. Sehingga tidak akan mampu menyelesaikan semua tantangan hidup hanya mengandalkan kecerdasan, kekayaan, kreativitas atau potensi lainnya. Sebab semua potensi itu pasti terbatas dan lemah. Dengan keterbatasan itulah, sepantasnya menyambungkan diri dengan yang Maha kuasa dan Maha sempurna. Memohon kepada-Nya dengan sabar dan salat.

"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan salat. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)

Begitu pentingnya salat untuk jiwa manusia, dalam keadaan apa pun tetap harus ditunaikan. Jika tidak dapat berdiri tegak, maka lakukan dengan duduk.

Bila duduk pun tidak kuat, salatlah sambil berbaring. Bahkan dengan isyarat tubuh jika memang kondisinya sudah sedemikian terbatas. Salat baru terhenti saat berpulang ke hadapan Ilahi. Namun, terakhir kalinya sebelum masuk ke liang lahat, tubuh yang tak bernyawa itu tetap disalati dengan salat jenazah.

Ketika salat selalu ditunaikan dengan sebaik-baiknya, karena merasakan butuh akan pertolongan, cinta, dan kasih sayang Allah. Maka kehadirannya sangat dinantikan dan dilakukan dengan penuh kesungguhan. Terasa ada yang kurang saat salat tidak ditunaikan, karena salat adalah santapan rohani yang sangat bergizi.

Sumber: Zuhri, Saepudin. (2022). Salat On Time, Karena Mati Any Time. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Posting Komentar untuk "Agar Salat Terasa Nikmat"