Mensyukuri Karunia Keluarga
Sepasang suami istri yang memahami bahwa pekerjaan-pekerjaan rumah tangga itu sendiri seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, menyetrika baju, memasak adalah peluang bagi mereka memperoleh pahala akan berlomba-lomba melakukannya. Mereka tidak akan saling menuntut satu sama lain untuk mengerjakan hingga sering kali bertengkar, tetapi sebaliknya berlomba-lomba untuk melakukannya. Karena diniatkan untuk ibadah, untuk meraih rida-Nya. Sehingga keikhlasan akan mendasari setiap hal yang dilakukan. Jika sudah ikhlas, segala sesuatu akan terasa mudah untuk dilakukan. Tiada pandangan manusia yang dicari, yang diharap hanyalah rida Allah.
Dalam kehidupan rumah tangga, dikaruniai seorang anak adalah anugerah yang tak terkira. Kedua orangtua akan menangis, bersyukur dengan kehadiran sang buah hati. Sang anak menjadi sebab mereka dipanggil ayah ibu untuk pertama kalinya. Sadari bahwa anak adalah titipan yang harus dijaga fitrahnya, dibimbing sesuai dengan aturan-aturan Allah berdasar Al-Qur'an dan hadis, dikenalkan dengan ibadah wajib dan sunah, diawasi pergaulannya sebab orangtua akan ditanyai nanti pada hari akhir.
Begitu pula saat seorang anak telah tumbuh dewasa, sudah menjadi kewajibannya berbakti pada orangtua. Di sanalah pintu surgamu berada. "... dan celakalah seseorang yang kedua orangtuanya berusia lanjut namun kedua orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam surga (karena kebaktiannya)." (HR. Tirmidzi).
Berlomba-lomba menjadi anak yang berbakti, qurrota a'yun bagi mereka, menyenangkan hati mereka, membantu mereka sebisamu, dan memenuhi kebutuhannya. Dari 'Abdullah bin Mas'ud ra., aku bertanya kepada Rasulullah saw., "Amalan apakah yang paling afdhal (utama)?" Rasul menjawab, "Salat pada waktu-waktunya." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab lagi, "Berbakti kepada kedua orangtua." Aku bertanya kembali. "Kemudian apa lagi?" "Kemudian jihad fi Sabilillah." Kemudian aku terdiam dan tidak lagi bertanya kepada Rasulullah saw. Andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi).
Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Posting Komentar untuk "Mensyukuri Karunia Keluarga"
Posting Komentar