Ujian Harta

Setiap hamba memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tiada yang sempurna. Darinya kita maklumi perbedaan, insafi kekhilafan. Ada yang diuji dengan harta berlimpan, ada pula yang diuji dengan kecukupan.

Harta yang berlimpah adalah rezeki dari-Nya, tetapi juga ujian bagi kita. Apakah dengan ujian harta berlimpah kita bisa lulus dengan baik? Atau justru sebaliknya?

Harta tersebut apakah telah memberi manfaat kepada yang lainnya? Jangan-jangan hanya memenuhi saldo bank atau berubah menjadi deretan mobil yang terparkir rapi di garasi. Ataukah harta tersebut sering membantu orang-orang yang membutuhkan, merenovasi sekolah yang sudah tua, menafkahi orangtua, memberi makan dan minum jemaah masjid?

Nikmat itu bukan pada hartanya, tapi pada berkahnya.

Perhatikan dirimu di depan cermin, ucapkan syukur, kemudian cermati apa saja nikmat yang telah dititipkan-Nya kepadamu. Sudahkah hari-harimu diisi dengan rasa syukur? Ataukah malah membuatmu semakin tersungkur bahkan ingkar terhadap karunia-Nya?

Bentuk syukur hendaknya diekspresikan di hati, lisan, dan perbuatan. Hati kita mengakui bahwa semua yang ada adalah karunia dari-Nya. Lisan kita berucap alhamdulillah, yang artinya segala puji hanya milik Allah. Lalu seluruh badan kita mewujudkan rasa syukur itu dalam tindakan, dengan menjadikan hal-hal yang dititipi itu bermanfaat, bernilai pahala, dan dapat dipertanggungjawabkan saat ditanya nanti. Bukan malah terbuang sia-sia akibat sering lalai dan abai terhadap nikmat itu.

Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Posting Komentar untuk "Ujian Harta"