Belajar dari Nabi Muhammad

Beliau Nabi terakhir, bergelar Al-Amin. Suri teladan ada pada dirinya. la seorang suami dan sosok ayah yang baik. Dalam kepemimpinan, tablih, fathanah, siddiq, dan amanah ada pada dirinya. Kehadirannya dinanti oleh sahabat-sahabatnya dan semesta. Ketidakhadirannya dirindu oleh umatnya. Belas kasih perangainya, halus tutur katanya. Lembut kepada teman dan keras terhadap musuhnya seorang. lalah Nabi Muhammad saw.

Pada waktu dakwah beliau di Mekah, beliau difitnah, dihujat, padahal mereka mengenal dan mengetahui mengapa Rasulullah bergelar Al-Amin tersebab kejujurannya. Hanya karena membawa risalah kebenaran dari Allah, yang tidak mereka sukai, mereka tega memperlakukan seseorang yang teperdaya seperti itu. Hingga kaki beliau berdarah dilempari batu saat berdakwah di Thaif. Beliau duduk di bawah pohon anggur seraya berdoa, "Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu atas lemahnya kekuatanku dan sedikitnya usahaku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Engkaulah Tuhan semesta alam, pelindung orang-orang yang lemah dan Engkaulah pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku. Kepada orang yang jauh yang menyerangku ataukah kepada Zat yang dekat yang mengatur urusanku. Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Aku berlindung terhadap cahaya wajah-Mu Yang menerangi kegelapan dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat, dan kemurkaan-Mu yang akan Kau timpakan kepadaku. Engkaulah Yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya dan upaya selain dan Engkau."

Jibril menampakkan diri di hadapan beliau dan memberi tahu Rasulullah, jika Rasul berdoa agar kedua gunung menimpa penduduk Thaif, maka akan dikabulkan. Tetapi inilah Rasulullah, ia menolak tawaran Jibril dan berkata, "Siapa tahu dari mereka akan lahir, orang-orang (keturunan mereka) akan beribadah dan menyembah Allah Subhanahu wa taala."

Rasulullah menyadari bahwa kaumnya hanya tidak tahu dan beliau selalu berdoa, agar mereka menjadi kaum yang diberi petunjuk. Begitu besar kasih sayang beliau terhadap umatnya. Diusir dari kampung halaman sendiri, dihujat tak menjadikannya membenci atau bahkan berharap keburukan menimpa pada umatnya. Alhamdulillah, Islam sekarang telah menyebar. Islam rahmatan lil 'Alamin. Dan jadikan dua ini pegangan agar kita tidak tersesat, Al-Qur'an dan hadis.

Sumber: Herawati. (2022). Menjadi Hamba yang Dicintai Allah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Posting Komentar untuk "Belajar dari Nabi Muhammad"